CT Scan atau Computed Tomography menjadi salah satu dari lima perkembangan medis dalam 50 tahun terakhir. CT telah terbukti sangat substansial sebagai alat diagnostik medis sehingga Nobel Prize in Medicine tahun 1979 dianugerahkan kepada penemunya, yaitu Godfrey Hounsfield. Saat awal penemuannya, CT scan dirancang hanya untuk mengambil citra otak untuk melihat tumor pada pasien seorang Radiologist James Ambrose, yaitu wanita berusia 41 tahun.
Meskipun hasil citranya hanya 80×80 pixel, Ambrose dapat melihat otak pasiennya lebih detail dan dengan jelas melihat bagian korteks, ruang yang berisi cairan serebrospinal, dan bahkan materi putih. Dengan prototipe X-ray 3D miliknya, Hounsfield mengawali pengembangan salah satu teknik terpenting dalam pencitraan medis.
Secara prinsip, CT sama halnya dengan x-ray konvensional dapat mengambil citra struktur internal tubuh. Namun pada x-ray konvensional, struktur yang dicitrakan mengalami overlaping. Misalnya tulang rusuk menutupi paru-paru dan jantung. Sehingga, struktur masalah medis sering kali tertutup oleh organ atau tulang lain dan membuat diagnosa menjadi sulit.
Sedangkan pada CT, struktur yang tumpang tindih teratasi dengan pemindaian cross-section, sehingga anatomi internal lebih terlihat. Saat pencitraan, tabung x-ray berputar mengirimkan pancaran radiasi dengan mengelilingi tubuh pasien, sementara detektor mengukur x-ray yang melewati bagian tubuh dari berbagai sudut. Material tubuh menyerap x-ray secara berbeda karena densitasnya. Misalnya, kalsium dalam tulang menyerap x-ray lebih banyak dibandingkan jaringan lunak. Komputer menggunakan matematika kompleks untuk memproses data dari detektor ini dan menghasilkan citra internal tubuh tanpa overlapping. Dengan meja pasien yang bergerak saat pemindaian CT, memungkinkan x-ray dan detektor akan mengitari sepanjang tubuh sehingga rekonstruksi 3-D pada organ akan terbentuk.
Selama lebih dari 5 dekade, para ilmuwan terus meningkatkan teknologi pada CT, menjadikannya lebih cepat dan memiliki resolusi lebih tinggi, serta mengurangi jumlah radiasi yang diterima pasien, sehingga dapat mencitrakan penampang tubuh yang lebih detail. Saat ini CT scan mampu mendeteksi lebih banyak jenis penyakit dan kondisi organ tubuh dibandingkan sebelumnya. Deteksi penyakit bergantung pada sensitivitas pemindaian dan apa yang terdeteksi pada citra.
Sejak saat penemuannya, CT scan hingga saat ini memberikan kemudahan pada radiologist untuk mengidentifikasi struktur internal dan melihat bentuk, ukuran, kepadatan, dan teksturnya. Beberapa manfaat dari hasil identifikasi dari citra CT yaitu menentukan kapan operasi diperlukan, mengurangi kebutuhan operasi eksplorasi, meningkatkan diagnosa dan pengobatan kanker, mengurangi lama rawat inap. memandu pengobatan kondisi umum seperti cedera, penyakit jantung, dan stroke, serta meningkatkan penempatan pasien ke area perawatan yang sesuai, seperti unit perawatan intensif.
Perkembangan teknologi CT terus berlanjut hingga tahun-tahun hingga saat ini, khususnya dengan CT scan Multi-Slice. Hingga saat ini, CT scan kelas atas telah menawarkan sistem dengan akuisisi citra hingga 512 slice, teknologi tabung dual source, dual energy, serta teknik iterative reconstruction.
PT Elo Karsa Utama berupaya menjadi bagian dalam pengembangan radiodiagnostik di Indonesia, dengan distribusi CT scan brand MinFound yang telah memiliki portofolio lengkap dengan 16 slice hingga 512 slice. Kecepatan rotasi 0.25 detik dimiliki produk high-end kami yaitu MinFound QuantumEye 789 dengan gantry berdiameter 80 cm dan merupakan Intelligent Milisecond Whole Cardiac Scanning..
Untuk mengetahui detail produk serta tipe CT scan MinFound lainnya dapat mengunjungi page berikut : produk medical minfound atau menghubungi PT Elo Karsa Utama.
Referensi:
https://www.radiologyinfo.org/
https://catalinaimaging.com/how-ct-scans-have-evolved-into-the-next-big-thing-in-healthcare/
https://www.sciencenews.org/article/ct-scan-50-years-anniversary-first-image-medicine-physics